Do’a atau berdo’a tidak asing lagi bagi telinga
kita. Hampir semua agama dan kepercayaan mengajarkan kepada pengikutnya untuk
senantiasa berdo’a, sebab do’a adalah; pengingat ketika keberhasilan dapat
diraih, maka kita sadar itu merupakan karunia Alloh, jika kegagalan yang
datang, maka do’a sebagai benteng dari putus asa, karena dari situ kita tahu
betapa lemahnya kita, tanpa pertolongan-Nya mustahil kita mampu menjalani hidup
ini.
Sebagian orang menggap do’a sebagai “pesugihan”
yang halal, mungkin Anda sudah mencari do’a manjur, do’a paling mujarab, do’a
paling ampuh, atau juga mendatangi tempat berdo’a yang maqbul, mungkin juga sudah
menyempatkan waktu untuk memasuki waktu mustajabnya do’a.
Pernahkah kita merasa kalau do’a kita ditolak oleh
Allah?
Berbagai do’a sudah dilantunkan, bermacam cara
bahkan tidak jarang kita meluangkan waktu, mencari saat dan tempat yang konon
mustajab untuk berdo’a, namun semua itu nyaris tidak membawa hasil, bahkan yang
lebih tragis, nikmat yang kita harapkan malah laknat yang datang. Kehidupan
yang layak, rejeki yang melimpah, isteri yang cantik, kendaraan mewah selalu
kita panjatkan agar itu berpihak pada kita, namun bukannya mendekat, malah
menjauh.
Rahasia
do’a makbul
Setelah bertahun-tahun terombang-ambung diantara harapan dan putus asa, kadang pertanyaan-pertanyaan datang bertubi-tubi. Kenapa Alloh masih enggan mengabulkan do’a ku? Apa salahku? Kurang apalagi? Puasa sudah, berdo’a sudah, beramal sudah, tapi koq masih begini saja.
Ada 3 tahapan yang harus kita lakukan agar do’a
kita maqbul, bahkan dijamin pasti insya Alloh manjur :
1.
Syukur
Mungkin kita bertanya, hidup
saja susah apa yang mau disyukuri? Inilah kesalahan kita. Coba kita renungkan !
andai kita mempunyai anak, anak kita minta mobil-mobilan, karena kita sayang
kita kasih, tapi anak itu lupa membawa pulang mainannya ketika bermain dengan
kawan-kawannya. Hilanglah mainan itu. Keesokan harinya dia merengek minta
dibelikan lagi,kita pun membelikannya, dan kejadian pertama terulang lagi.
Lantas jika anak kita itu minta lagi apa jawab kita? Apa akan langsung
membelikannya? Tentu kita akan marah bukan?
Memang Allah tidak seperti
kita, namun kita hendaknya tahu diri, bagaimana Allah akan mengabulkan do’a
kita jika nikmat yang sudah ada saja tidak pernah disyukuri, ini namanya tidak
tahu berterima kasih.
Dan yang paling penting adalah
; do’a itu bisa di ijabah atau ditolak oleh Allah, tapi syukur pasti akan diterima.
Jika kita bersyukur, maka Alloh
akan menambahi anugerah-Nya kepada kita tanpa kita minta sekalipun. Allah
berfirman ; “Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak
akan dapat menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Alloh benar-benar
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” QS. An Nahl : 18.
2.
Malu
Sepantasnya kita malu, mungkin
kita tidak diberi harta lebih, tapi kita masih diberi akal, tangan, kaki dan
yang lebih penting kita masih hidup, tapi kenikmatan itu seakan-akan tidak
berarti apa-apa bagi kita, kita mendefinisikan nikmat itu hanya berupa harta,
tahta, wanita.
3.
Istighfar
Mohonlah ampun kepada Allah,
atas kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan dengan sebenar-benarnya.
Insya Allah dengan di awali dan
dilandasi 3 hal tersebut do’a kita akan di kabulkan oleh Allah. Dengan catatan
semua itu dilakukan dengan benar tanpa direkayasa.
Lima
Tempat Di Kota Suci Yang Mustajab Untuk Berdoa
Sebagai muslim, pasti pernah mendengar tentang waktu-waktu yang paling baik untuk berdoa, karena waktu itulah saat di mana permohonan doa akan lebih utama untuk dikabulkan, misalnya pada sepertiga malam, antara adzan dan iqomah, dll.
Tak hanya pada waktu-waktu tertentu, terdapat pula
tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa. Tempat ini terletak pada dua kota
suci di dunia, tak lain yaitu Mekah dan Madinah. Karena begitu tingginya
keutamaan tesebut, banyak orang yang direkomendasikan untuk berdoa di tempat
ini dengan harapan doanya bisa dikabulkan. Nah, mana saja tempat-tempat
mustajab untuk berdoa? Berikut penjelasannya.
1.
Multazam
“Multazam adalah tempat
dikabulkannya doa. Tidak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali
akan dikabulkan.” (HR. Ahmad).
Multazam terletak mulai dari
Hajar Aswad hingga pintu Ka’bah.
Terdapat perbedaan pendapat
yang menerangkan bahwa do’a yang dipanjatkan sebaiknya dilakukan serta dengan
wajah, lengan, dan dada ditempelkan pada multazam. Pendapat lainnya adalah
mustajabnya doa sudah dapat diperoleh apabila do’a dipanjatkan sejajar dengan
multazam tanpa perlu menyentuhnya.
2. Hijr
Ismail
Hijr Ismail merupakan bagian
dari Ka’bah, berbentuk setengah lingkaran yang berada di sisi kiri dari pintu
Ka’bah. Dinamakan Hijr Ismail karena tempat ini pernah menjadi tempat berteduh
Siti Hajar dan anaknya, Nabi Ismail, as.
Pada titik inti dari Hijr
Ismail, di atasnya terdapat talang emas Ka’bah yang (konon) di bawah talang
emas inilah tempat paling mustajabnya doa dari titik-titik lain di dalam Hijr
Ismail. Disunnatkan bagi muslim untuk shalat sunnat 2 rakaat di
Hijr Ismail. Perlu ditekankan bahwa ibadah shalat ini tidak termasuk dalam
rukun atau syarat umroh/haji.
3. Hajar Aswad
Siapa yang tak pernah mendengar
Hajar Aswad? Hajar Aswad merupakan batu terakhir pemberian malaikat Jibril yang
kemudian diletakkan oleh Nabi Ibrahim untuk menyelesaikan pembangunan Ka’bah.
Hajar Aswad terletak di sebelah
kiri pintu Ka’bah. Berdoa sembari mencium Hajar Aswad merupakan doa yang sangat
mustajab untuk dikabulkan. Konon, dahulu batu ini berwarna putih bersih.
Namun, akibat banyaknya umat muslim yang menyentuhnya maka ia berubah menjadi
hitam. Hajar Aswad pun pernah dicuri dan jatuh hingga pecah berkeping-keping.
Oleh karena itu, Hajar Aswad yang saat ini tertanam di Ka’bah bukanlah
sepenuhnya merupakan Hajar Aswad. Hanya beberapa titik batuan yang mengandung
Hajar Aswad karena ia sudah dicampur dengan batuan lain. Maka cermatlah bagi yang
ingin menciumnya. Pastikan bahwa ia benar-benar Hajar Aswad, bukan batuan lain.
4.
Rukun Yamani
“Ada 70 malaikat yang memegang
rukun Yamani. Barangsiapa berdoa, ‘Ya Alloh, berilah aku ampunan dan kesehatan
di dalam agama, dunia, dan akhirat. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah diri kami dari siksa api neraka’
maka 70 malaikat tersebut akan berkata, ‘Amin, kabulkanlah do’anya” (HR. Ibnu
Majah).
Dapat dilihat bahwa hadits di
atas mengandung ‘Doa Sapu Jagat’. Doa inilah yang dibaca ketika muslim sedang
melakukan tawaf di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.
Rukun Yamani itu sendiri merupakan
sudut sebelum muslim mencapai Hajar Aswad jika sedang melakukan tawaf.
5.
Raudhah
Raudhah memiliki arti ‘taman’.
Jika empat tempat di atas terletak di Mekah, tempat yang satu ini terletak di
Madinah, tepatnya di dalam Masjid Nabawi. Raudhah merupakan sebuah area
kecil yang terletak di antara mimbar imam Masjid Nabawi dengan makam Nabi Muhammad
saw, Abu Bakar As siddiq, dan Umar bin Khatab.
Di dalam raudhah, muslim
sebaiknya melaksanakan shalat sunnat sejumlah empat 4 raka’at kemudian berdoa.
Untuk jema’at laki-laki, raudhah dibuka 24 jam sehingga melaksanakan shalat
wajib berjamaah pun dapat dilakukan di sini. Sedangkan untuk jemaat perempuan
hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu (ba’da shalat subuh-pukul 11.00, ba’da
dzuhur-masuk shalat ashar, ba’da isya-pukul 00.00).
Nah itu tadi lima tempat
mustajab untuk berdoa yang terletak di kota suci. Semoga mas/jeng dan tentunya
penulis dapat diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut dalam
sisa umur ini. Amin.
Makanan
Penyebab Do'a Ditolak & Amalan Menguap
Ternyata, amalan dan ibadah yang telah dilakukan sungguh-sungguh bisa menguap begitu saja, hanya karena pelakunya mengkonsumsi barang haram.
Banyak orang tak menyadari bahwa makanan haram
memiliki hubungan dengan terkabulnya doa seseorang di hadapan Alloh SWT. Bahkan
para ulama, generasi awal, sangat bersungguh-sungguh mencegah agar tidak
mengkonsumusi makanan haram dan menggunakan harta haram. Itu semua disebabkan
karena hal-hal yang diharamkan, kalau sampai ”tertelan” dapat menyebabkan
timbulnya dampak yang amat buruk terhadap pelakunya.
Berikut ini, pengaruh menggunakan dan memakan
barang haram, bagi keimanan pelaku, ”nasib” amalan, dan lainnya. Semoga kita
terjauhkan dari keburukan itu semuanya.
Penyebab Tidak Diterima Amalan
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (Riwayat At Thabrani).
Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka, yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangan dosa dan tidak diterima. (Riwayat At Thabrani).
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda, ”Barang siapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala dan dosanya untuknya.” (Riwayat Ibnu Huzaimah).
Tidak Terkabulnya Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW), ”Ya Rasulullah, doakan saya kepada Alloh agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (Riwayat At Thabrani).
Disebutkan juga dalam hadits lain bahwa Rasulullah bersabda, ”Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,’Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (Riwayat Muslim).
Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam (SAW) Bersabda,”Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang Mukmin.” (Riwayat Bukhari Muslim).
Jelas, peminum khamr saat dia minum khamr, maka
keimanannya terkikis saat itu.
Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda,”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali nereka lebih utama untuknya.” (Riwayat At Tirmidzi)
Mengeraskan
Hati Pelaku
Imam Ahmad pernah ditanya, apa yang harus dilakukan, agar hati mudah menerima kebenaran, maka beliau menjawab,”Dengan memakan makanan halal”. Hal ini termaktub dalam Thabaqat Al Hanabilah (1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga pernah mengatakan, ”Barang
siapa ingin disingkapkan tentang tanda-tanda orang-orang jujur (shiddiqun),
hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan Sunnah.” sebagaimana
dikutip dalam Ar Risalah Al Mustarsyidin (hal. 216).
Pendapat di atas bisa dimaklumi, setelah dilihat nash-nash sebelumnya, bahwa mengkonsumsi makanan haram memasukkan pelakunya kapada pelaku maksiat yang mendapatkan ancaman neraka dan saat itu pula keimanannya tergerus. Tentu dalam kondisi demikian, bisa membuat hati pelakunya semakin keras dan enggan menerima kebenaran. Nah, mulai sekarang, pilihkan usaha/pekerjaan yang sebisa mungkin menghasilkan penghasilan yang hanya halal agar doa doa kita terus diterima Alloh.
Pendapat di atas bisa dimaklumi, setelah dilihat nash-nash sebelumnya, bahwa mengkonsumsi makanan haram memasukkan pelakunya kapada pelaku maksiat yang mendapatkan ancaman neraka dan saat itu pula keimanannya tergerus. Tentu dalam kondisi demikian, bisa membuat hati pelakunya semakin keras dan enggan menerima kebenaran. Nah, mulai sekarang, pilihkan usaha/pekerjaan yang sebisa mungkin menghasilkan penghasilan yang hanya halal agar doa doa kita terus diterima Alloh.
Doc. by Byo